Jejak Anak Rantau #46: Work Life Balance, di Jakarta

Tulisan ini adalah sebuah inspirasi dari video yang diterbitkan oleh Vice Indonesia. Untuk melihat videonya, klik di sini

Hai Anak Rantau, khususnya kamu yang sedang menjejakkan langkah perantauan di Jakarta, by the way apa kabarnya? alhamdulillah I’m feel so good, entah ada aroma apa tapi hari ini aku merasa lebih bersemangat dari sebelumnya.

Kali ini, aku akan mengajak kalian untuk sejenak flashback mungkin beberapa hari ke belakang atau beberapa minggu ke belakang. Kalian merasa nggak sih kalau cuaca di Jakarta semakin panas? bahkan di pagi hari ketika hendak berangkat ke kantor sekitar jam 08.00 pagi, matahari mulai terasa terik belum ditambah lagi paparan polusi udara yang semakin membuat kita kehilangan aroma sejuk udara pagi. Hiks, jika seperti ini, biasanya energi positif untuk memulai pekerjaan di Kantor akan sedikit terkikis oleh lelahnya perjalanan dari rumah menuju Kantor.

Belum lagi jika ada tantangan berat yang harus kita lalui selama perjalanan. Seperti misalnya jalanan macet bagi yang menggunakan kendaraan pribadi, kondisi berdesak-desakan di Commuter Line bagi yang menggunakan Public Transportaion, sampai hilangnya mood yang baik karena merasa lelah ketika berkendara dengan roda dua. Kamu tim yang mana? dan kamu, biasanya bagaimana menghadapi rutinitas di kantor setelah melewati serangkaian tantangan tersebut?

Aku selalu merasa kagum pada mereka yang menghadapi tantang seperti itu, setiap hari. Dan aku juga merasa sangat kagum pada mereka yang demikian tetapi masih bisa profesional menyelesaikan pekerjaan di kantor dengan baik. Tapi aku lebih merasa sangat kagum pada mereka yang sudah menghadapi tantangan seperti itu setiap hari, tapi masih bisa profesional kerja, ditambah mereka masih punya waktu untuk bertemu dengan keluarga, hang out bareng teman-temannya, berkarya di luar, berolah raga kehidupan sosialnya di luar tidak ada masalah, dan bahkan lebih kerennya lagi mereka masih bisa menunaikan hak terhadap dirinya sendiri untuk beristirahat dengan jam tidur yang cukup.

Wow, rasanya work life balance nya itu sangat realistis dan mudah. By the way kalau kamu gimana? *nunjuk diri sendiri*

New York city evening haze by @dave_krugman #davekrugman #dcncity #dcnphotography

Picture: Pinterest

Teman-teman you know? sebenarnya hari ini adalah harinya aku untuk recovery pasca terserang demam, flu, dan radang. Ya dan penyakit itu menyebabkan aku harus beristirahat meninggalkan aktivitasku di kantor selama dua hari. Diagnosa medisnya masih sama seperti sebelum-sebelumnya, karena terlalu capek, kurang berolah raga, makan yang tidak teratur dan sembarangan, juga jam tidur malam yang kurang cukup.

Kira-kira jika kondisi fisik seperti itu sudah mencerminkan work life balance yang baik atau enggak yah? hehe, tentu jawabannya NO. Aku (dan kalian yang sama denganku) mungkin selama ini terlalu fokus dengan pekerjaan atau daily activity masing-masing. Seperti meeting di kantor, dikejar target perusahaan, juga projek atau tender yang butuh persiapan matang terkadang membuat kita bekerja lebih keras, butuh waktu lebih banyak sehingga tak jarang membuat kita bersedia melakukan over time. Dan tak tanggung-tanggung pekerjaan itu pun menyita waktu untuk berkumpul dengan keluarga.

Eh, wait! Jangankan untuk berkumpul dengan keluarga, untuk memenuhi hak terhadap diri kita sendiri pun rasanya sulit. Mengurangi jatah jam tidur malam kita, membiarkan diri tidak berolah raga, bahkan untuk sekadar makan mengisi perut pun rasanya sulit. Seolah 24 jam waktu dalam sehari tidak akan pernah cukup bagi kita untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan tersebut.

Tanpa sadar, kehidupan yang demikian ternyata bukan hanya menjauhkan diri kita dari standar work lif balance yang semestinya. Namun juga sebagai bukti bahwa kita tidak memiliki rasa cinta terhadap diri sendiri (self-love). Ketika kita merasa “enggak enak” karena belum bisa menyelesaikan tugas untuk orang lain, lantas kenapa kita merasa “no problem” saat mengabaikan hak-hak yang harus diberikan kepada diri kita sendiri?

Hmm, guys yuk cek kembali time management yang telah melekat di diri kita. Karena anywhy time management akan selalu berpengaruh terhadap produktivitas yang kita lakukan.

Selamat berakhir pekan.

 

Salam,

el