Menggenggam Erat

Pernah suatu hari aku sharing dengan seorang yang lebih tua usianya dariku. Katanya, segala sesuatu yang terjadi di dunia ini bukanlah sebuah perkara yang kebetulan, dan aku rasa hal itu bukan lagi sebuah kalimat yang terdengar baru ditelinga kita. Bahkan kalimat itu selalu aku utarakan kembali kepada orang-orang yang menceritakan sebagian perjalanan hidupnya padaku. Rasanya ringan memang 😀 bahwa tidak ada kesulitan yang terjadi melainkan hadirnya kesulitan tersebut dengan limpahan rahmat dari Nya.

Lalu, bagaimana jika kini aku yang merasakan ada di posisi mereka ? dengan berbagai lika liku yang membahagiakan perasaan aku saat ini, tidak mungkin jika ini hanyalah sebuah kebetulan. Pasti ada campur tangan dari Semesta yang meniupkan rasa itu hadir mengetuk hatiku.

Ko, kamu aneh malah takut ?

“bukankah Allah SWT memberikan ujian itu tidak hanya berparas perasaan sulit, sedih, dan sakit ?”

“yaa. aku takut kebahagiaan ini adalah ujian bagiku yang justru sangat sulit aku kendalikan. Andai aku bisa menggenggam segumpal rasa yang terombang-ambing dalam jiwaku, mungkin aku akan lebih slow 😀

Surga yang Dirindukan

Bismillahirrohmanirrohim

Ini bukan tentang kisah sepasang yang halal seperti sebuah film yang sempat mengisi liburan Idul Fitri tahun kemarin. Tapi ini tentang materi kajian rutin yang selalu dihidupkan oleh pemuda-pemudi Rohis di tempat saya mencari keridhoan-Nya (Insya Allah). Siang tadi, seperti biasa saya dan teman-teman satu divisi selalu mendapat automatic email dari bagian kepengurusan Rohis untuk menghadiri kajian Rutin perusahaan yang selalu diadakan setiap bulan suci Ramadhan pada jam-jam istirahat atau ba’da dzuhur. Kali ini temanya memang menarik banyak orang untuk memenuhi Function room di tempat kami bekerja.

Alhamdulillah, ternyata materinya tidak seberat yang dibayangkan. karena saya pribadi ketika membaca judulnya langsung teringat pada sebuah film yang mengupas tentang kehidupan rumah tangga dari sisi Islam. Tapi ternyata kajian hari ini menyajikan materi tentang bagaimana kita menghadirkan rindu pada Surga yang selama ini selalu kita sebut sebagai harapan dan tempat tujuan akhir kita kelak. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menghadirkan rindu tersebut, yang tentunya akan semakin memotivasi kita untuk semakin konsisten melakukan berbagai kegiatan-kegiatan yang membuat kita semakin rindu kepada surga.

Lalu, bagaimana kita bisa menghadirkan perasaan rindu pada surga ?

Seperti fenomena yang terjadi saat ini, bahwa gadget telah menjadi perangkat wajib bagi setiap individu. Berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh setiap penggunanya. Namun setiap orang, tentu tidak akan menjadikan perangkat tersebut menjadi sebuah barang wajib yang patut dimiliki jika kita tidak terpengaruh oleh berbagai lingkungan yang memperkenalkan kita pada barang-barang tersebut. Misalnya dengan melihat berbagai iklan yang tersebar di media cetak, media eletronik, atau bahkan melalui pengaruh orang-orang terdekat kita yang menggunakan barang tersebut, karena secara tidak langsung, tentu berbagai pengaruh itu bisa memunculkan rasa ingin memiliki pada diri kita.

Sama halnya dengan fenomena tersebut, jika kita terbiasa untuk melihat berbagai keindahan yang ditawarkan Allah SWT tentang surga, dengan melalui membaca dan memahami makna dari ayat-ayat Al-Qur’an, tentu rasa rindu itu akan hadir dengan sendirinya dalam benak kita. Ada hal menarik yang disampaikan pemateri kajian siang tadi. Bila rasa rindu pada surga telah tertanam dalam benak kita, berbagai kegiatan positif yang kita lakukan tidak akan berlandaskan pada azas “ingin mendapatkan” (akan aku lakukan jika kamu memberi), tetapi berbagai kegiatan positif tersebut akan kita lakukan dengan berlandaskan pada azas “ingin melakukan” (akan aku lakukan tanpa peduli terhadap apa yang akan aku dapatkan) karena keyakinan bahwa Allah SWT lah yang akan memberikan reward kepada siapa saja yang ingin melakukan.

Jadi, kita mau pilih yang mana ? “ingin mendapatkan” atau “ingin melakukan”