Jemariku kini kian kaku, ketika fikiranku menuntutku untuk kembali menulis tentang skema hidup yang sesungguhnya pernah ku ukir di setiap dinding kamarku.
Seolah jemari ini ingin mengingkari yang pernah menjadi sebuah misi awal terbesar yang selalu ku gigit tuk timbulkan kekuatan akan kesadaran-kesadaranku. Bahkan alam bawah sadarku seperti fasiq, tatkala hal yang dulu pernah kuyakini “tidak” dan kini menjadi abu-abu.
Semua berubah, gumpalan sebesar tangan ini kini tidak seyakin dulu. Harus selalu dibutuhkan seperti alat untuk kembali me-recharge akan semua mimpi dan skema yang masih menjadi piutang dalam hidupku. “Aku ingin meloncat melewati beberapa part” atau “aku ingin merubah skema itu”. and i know this all because him.
Bahkan aku merasa aneh, karena belum ada suatu stimulus yang tinggi yang membuatku berani merubah skema terbesar ini. Semua yang hadir, semua yang timbul, dan semua yang tampak, masih bisa ditepis oleh ketidak yakinan akan kesungguhannya. Tetapi kini kenapa aku harus ragu dengan misiku ?
Most people aske me for speaking about him. tapi aku tidak sama sekali memiliki daya itu, karena aku cukup hanya bisa menunggu dan melihat. setelah itu yang kuyakini ragu itu akan kembali hadir sebagai penyerta pembuat jawaban.
and you know how about my mind ?? “Seandainya studyku” aahhhh,, suatu kebodohan jika aku harus mengorbankan misi tersebut demi loncat ke part berikutnya. “Tapi bagaimana aku tau bahwa itu adalah sesuatu hal yang buruk, sementara aku tidak pernah tau keberkahan apa yang tersimpan dalam sebuah kesempurnaan suatu ikatan”
Tuhan, bahkan aku rapuh atas perasaanku sendiri. atas perasaan dia yang baru kutahui melalui angin yang Kau bisikan dalam setiap perjalananku. “apa yang bisa aku lakukan saat ini tentang perasaan ini, bukan tentang studyku” karena dia adalah tokoh baru, yang baru hadir dalam perjalananku, yang tidak pernah ku paksakan untuk masuk dan mengambil peran dalam ceritaku.
Tuhan, aku hanya ingin kebahagiaan ini tidak hadir saat ini. Aku belum siap berbahagia di atas segala kesedihan tokoh lain dihidupku. Apa dayaku kini, ketika aku dihadapkan padanya, entah apa yang menuntunku untuk terkadang ada cerita baru darinya yang melibatkan aku.
apa dayaku Tuhan, i want but i can’t now.