Cuma Tinggal Klik Pause

Ada banyak hal yang terjadi selama saya menyusun tugas akhir kemarin, mulai dari hal-hal yang lucu, membahagiakan sampai yang membuat terkurung buntu di dalam kamar kost. Semua itu bisa bikin setiap orang yang mengalaminya menjadi berubah, dan perubahan itu tidak melulu soal baik menjadi buruk tapi juga terkadang tanpa kita sadari setiap manusia punya potensi untuk merubah sisi buruk dalam dirinya menjadi suatu kebaikan, meski terkadang potensi itu tidak pernah kita sadari.

Seperti tugas akhir yang tengah saya selesaikan saat itu, butuh sedikit cambukan terhadap diri sendiri agar bisa terselesaikan dengan baik. Meski dalam prosesnya selalu ada rasa hampir menyerah dalam menuntaskannya.

Cobalah untuk berhenti sejenak, Nna. Buat komitmen dengan dirimu sendiri berapa lama kamu berhenti. 15 menit? 30 menit? atau 1 jam?

klik tombol pause dalam diri kamu selama waktu yang telah kamu tentukan. Berkomitmen dengan waktu tersebut, dan gunakan untuk deep into your self tentang hal-hal apa saja yang menjadi ambisimu selama ini dan lepaskan hingga di dalam hati dan pikiranmu hanya ada DIA.

bisa jadi resah dan buntunya kamu selama ini karena porsi keduniawianmu terlalu overload, sementara DIA tak ada ruang sedikitpun di dalam diri kamu

kemudian hening ketika seseorang memberikan reminder tentang hal-hal yang menjadi kepayahan dalam diri saya. kemudian seperti ada yang kembali membisikan bahwa skripsi itu bukan tentang seberapa banyak saya menggunakan waktu hanya untuk menyelesaikannya, tapi skripsi itu mengukur sepandai apa kita membagi waktu agar setiap kewajiban yang harus kita jalani sebagai seorang Hamba Allah, sebagai seorang anak, sebagai Mahasiswa, dan sebagai seorang staf dalam sebuah perusahaan, juga sebagai makhluk sosial bisa terpenuhi sesuai porsinya masing-masing, tanpa ada yang terabaikan pertanggung-jawabannya atau pun sebaliknya.

Menghentikan sebuah perjuangan bukanlah sesuatu yang buruk selama aku berkomitmen dengan waktu yang ditentukan. Terkadang, aku memang merasa bahwa berhenti sejenak untuk sekedar mereview hal-hal apa saja yang perlu di evaluasi adalah sesuatu yang penting, untuk melihat sudahkah DIA memiliki ruang khusus dalam kesibukan yang dijalani tersebut? atau justru karena kesibukan tersebut lantas membuat ketiadaan ruang untukNya dalam hidupku?

Terus mengejar berbagai ambisi keduniawian tanpa melibatkan DIA dalam perjalanan tersebut, ahh rasanya hal itulah yang membuat aku merasa sulit saat itu hingga tak kunjung usai berbagai tanggung jawab yang terpapar dalam hidupku.

Berhenti kemudian mengevaluasi, hadirkan kemudian libatkan DIA.