Hanya seorang anak perempuan yang mengaku telah dewasa, meyakinkan lingkungannya bahwa ia mampu disejajarkan dengan anak-anak perempuan se-usianya. Yaa dengan anak perempuan se-usianya, karena sebenarnya ia adalah seorang perempuan yang berusaha mengaku tangguh.
Ketangguhannya di uji bukan ketika ia jauh dari orang tuanya, bukan dari seberat apa beban pekerjaan kantornya, bukan serumit apa tugas-tugas kuliahnya, tapiii ketangguhannya di uji ketika hatinya dijatuhkan pada seorang hamba Nya yang mempesona . yaa, hal itulah yang bisa menggoyangkan seluruh jiwa dan raganya.
Kepada seorang hamba Nya yang begitu rendah hati, cerdas, dewasa, pemikir, bahkan selalu mempesona ketika dia berbicara. Tapiii apalah si anak perempuan ini, hanya seorang mahasiswi semester 4 dari Fakultas Psikologi disebuah Universitas swasta di Ibu Kota.
Sedangkan dia ? oh Allah, apa yang menyebabkan dia secerdas itu, dan “apa yang menyebabkan dia menaruh simpati pada ke-apa adaannyaku” sementara strata satuku saja masih jauh dari hadapanku, tapi dia ? oh Allah, bisa-bisanya aku menemukan seorang yang memiliki visi yang sama denganku secepat ini.
Semoga, hadirnya bukan hanya sekedar penyemangat studyku saat ini saja. Tapi sebagai teman yang kelak akan menemani perjalanan studyku selanjutnya.