#storynna 4 : SIAPA ?

Hanya seorang anak perempuan yang mengaku telah dewasa, meyakinkan lingkungannya bahwa ia mampu disejajarkan dengan anak-anak perempuan se-usianya. Yaa dengan anak perempuan se-usianya, karena sebenarnya ia adalah seorang perempuan yang berusaha mengaku tangguh.

Ketangguhannya di uji bukan ketika ia jauh dari orang tuanya, bukan dari seberat apa beban pekerjaan kantornya, bukan serumit apa tugas-tugas kuliahnya, tapiii ketangguhannya di uji ketika hatinya dijatuhkan pada seorang hamba Nya yang mempesona  . yaa, hal itulah yang bisa menggoyangkan seluruh jiwa dan raganya.

Kepada seorang hamba Nya yang begitu rendah hati, cerdas, dewasa, pemikir, bahkan selalu mempesona ketika dia berbicara. Tapiii apalah si anak perempuan ini, hanya seorang mahasiswi semester 4 dari Fakultas Psikologi disebuah Universitas swasta di Ibu Kota.

Sedangkan dia ? oh Allah, apa yang menyebabkan dia secerdas itu, dan “apa yang menyebabkan dia menaruh simpati pada ke-apa adaannyaku” sementara strata satuku saja masih jauh dari hadapanku, tapi dia ? oh Allah, bisa-bisanya aku menemukan seorang yang memiliki visi yang sama denganku secepat ini.

Semoga, hadirnya bukan hanya sekedar penyemangat studyku saat ini saja. Tapi sebagai teman yang kelak akan menemani perjalanan studyku selanjutnya.

Cinta Orang yang Menulis

kurniawangunadi:

Para penulis itu berbahaya. Karena dia bisa menciptakan perasaan apapun di hatimu dengan kata-katanya. Mereka bisa membuatmu mencintai sesuatu dan membenci sesuatu seketika. Seketika perasaanmu terhubung dengan barisan kata-katanya.

Kata-kata yang bisa jadi jujur bisa jadi palsu. Karena kejujuran tidak bisa dikenali dari pilihan kata. Karena yang manis pun tidak lagi terbuat dari gula. Karena yang asin tidak lagi hanya terbuat dari garam. Karena panas tidak hanya lahir dari api. Karena jauh tidak hanya lahir dari jarak. Semua itu lahir dari kata-kata.

Mereka membuat perasaanmu tak menentu dengan kata-katanya. Membuatmu berharap bahkan seketika mematahkan harapanmu. Hati-hati.

©kurniawangunadi

Hallo, hati-hati dengan yang suka menulis

Melihat dalam diam

Dia datang tanpa ketukan pintu, tetapi dia langsung mendobrak pintu-pintu kekhusyuanku pada laptop yang masih bermain dengan jemariku, hadirnya membuat dudukku hingga tegak seakan memberikan peringatan untuk jiwaku. Aku mendengarnya berbicara, suaranya ?? “ahhh sudahlah”

“Apakah orang-orang yang cerdas memang selalu mempesona dari caranya berbicara ?” Lantas setelah itu, dia pun melintas dihadapanku lalu duduk. Kenapa ? apakah dia membiarkan kedua mataku agar melihatnya ? “Tuhan, jagalah aku beserta hati, fikiran, dan seluruh jiwa ragaku dari perasaan ini” sungguh aku bahagia, tapi aku takut !!

Lhoo!!’” setelah itu, kenapa dia kembali ke belakang ? dan aku masih mengikuti langkahnya dengan kedua telinga dan mataku, melihatnya dalam diam, memperhatikannya dengan kaca didepanku. “ya ampun, kenapa sekarang dia duduk di kursi belakangku ? dengan tangannya yang masih menggenggam handphone sambil bersandar pada sebuah meja dihadapannya yang tak lagi berpenghuni, “apakah sekarang giliran dia yang membiarkan kedua matanya melihatku ?”

Video

Dewa Budjana-Tohpati : Just Play “caka-lukisan pagi”

Pagi itu tak sekedar memberi lukisan untuk embun, namun memberi kesempatan pada angin untuk mulai membawa berita-berita baik untuk para penyambut yang terbangun dengan penuh syukur. Termasuk aku yang senantiasa berterima kasih pada setiap kesempatan pagi yang selalu menghantarkanku pada sudut-sudut peluang kesuksesan meraih impian.

Pagi itu bukan sekedar mengantarkan mentari untuk menyapa dingin dengan hangat, namun ia membawa terang untuk senantiasa menyinari para langkah-langkah kebaikan, kebaikan-kebaikan yang ditaburi berkah oleh pemilik Arsy.

Pagi itu bukan sekedar hadir untuk kemudian menyambut malam, tapi ia bermuara untuk mempersiapkan bintang-bintang yang menaburi gelapnya malam.

Terima kasih pagi

kisahsemesta:

Semesta seperti apa yang kau inginkan pada diri seseorang? Yang tidak terlalu luas namun mampu membuat nyaman? Yang tidak terlalu megah namun setiap sudutnya indah?



Semesta.

Semesta yang mengiringi setiap perjalanan study kehidupanku, memberitakan bahwa dunia seluas hamparan rahmat Nya adalah bidang yang akan ia jejaki bersama denganku, membentuk diriku hingga kembali pada Adn milik Nya.

PRASANGKA

Aku pernah berbicara, bahwa prasangka akan membunuhku perlahan. Mematikan setiap kenyataan yang tak pernah tersibak.

Aku pernah berjanji untuk tidak berprasangka, semua itu aku lakukan demi menyelamatkan seluruh harapanku.

Aku pernah memintanya untuk menghapus setiap prasangka dalam dirinya padaku, sebab kecemasan hadir atas nama “ketidakmungkinan kita dalam satu”

Tapi ternyata, malam ini aku harus bertengkar dengan seluruh teoriku diatas, because i saw something that caused prejudices it to come !!

So, how about my prejudices now ??

#storynna 3 : MENUNGGU DALAM TAAT

Aku ingin menunggunya dalam taat, menyiapkan diri tidak hanya untuknya, tapi untuk diriku dan bersiap atas segala limpahan rahmat dari Nya, bersiap atas segala ujian-ujian yang akan mendewasakan aku dalam taqwa.

Aku memohon Allah membalikan hatiku untuk senantiasa taat hingga Dia ridho memberikan yang aku pinta.

Aku ingin menunggunya dalam taat, bukan hanya untuknya dan untukku. Tapi untuk calon-calon pemimpin yang akan menjadi generasi-generasi muslim yang kaffah. Senantiasa mencari berbagai titik lemah dalam diri, memperbaiki, menguatkan, dan memuliakan diri seperti Allah yang selalu memuliakan umatnya dengan berbagai kenikmatan yang terkadang aku lupa akan syukur kepada Nya.

“Allah aku ingin menunggu dia dalam taat”