Selamat Siang teman-teman, semangat pagi untuk kita semua para pejuang dalam perjuangannya masing-masing. Btw apa kabar hari ini? Semoga semangat pagi masih senantiasa menggebu dalam jiwa kita yaa.
Oya, teman-teman ada agenda apa di weekend ini? weekend yang sekaligus bertepatan dengan libur nasional perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriah.
Biasanya momen tahun baru selalu identik dengan melakukan aktivitas menyusun to do list baru untuk satu tahun ke depan, lengkap dengan evaluasi satu tahun ke belakang, bukan?
Kamu sudah melakukannya belum? Kalau belum, kira-kira wishlist apa yang menjadi harapan terbesarmu? Oya, adakah yang salah satu wishlistnya itu lulus studi di tahun ini? Aku rasa saat ini adalah momennya ujian akhir bagi sebagian teman-teman student.
Selamat yaa bagi teman-teman yang telah dinyatakan lulus dari proses sidang akhirnya, baik sidang skripsi maupun sidang thesis. Dan selamat juga untuk teman-teman student yang telah selesai melewati momen final exam. Semoga teman-teman bisa mendapatkan hasil terbaik 🙂
Dan kepada teman-teman yang masih beproses menyelesaikan misinya, selamat berjuang kembali. Meski terkadang dalam prosesnya selalu ada lelah yang menyapa, dan bosan yang menghalau, tapi semoga kita tetap tangguh mengalahkan keduanya.
Karena, bukankah pelaut ulung tidak lahir dari ombak yang tenang?
Begitu kira-kira sebaris kalimat yang sering kita jumpai dalam beberapa seminar motivasi.
Sebagai anak rantau, in case aku selalu merasa kagum pada mereka yang menjalani peran sebagai pekerja dan pelajar di dua kota yang berbeda. Weekday mereka harus menjalani pekerjaan di kota A dan ketika weekend tiba mereka harus pulang ke kota B untuk melanjutkan perkuliahannya.
Banyak sekali teman-teman seperantauanku yang menjalani kehidupan seperti itu. Bahkan jauh sebelum akhirnya aku mendaftar untuk kuliah di kota yang sama, aku pun pernah memikirkan pilihan-pilihan teman-temanku, hingga pada akhirnya aku menyerah. Merasa tidak Capable jika harus menjalani keduanya di dua kota yang berbeda.
Terbayang bagaimana sulitnya untuk tetap berupaya profesional menjalani kedua peran tersebut. Apalagi jika sudah tiba masa-masa bimbingan yang terkadang mengharuskan kita rutin datang ke kampus untuk menyelesaikan beberapa hal. Seminar, revisi tugas akhir, belum lagi urusan-urusan administrasi yang tidak bisa diselesaikan secara mobile.
Aku kagum pada mereka, yang pada akhirnya mampu menyelesaikan semua peran kehidupannya dengan baik, rapih, dan benar-benar selesai tanpa saling membenturkan satu kewajiban dengan kewajiban lainnya.
Aku kagum pada mereka yang tidak menjadikan alasan pekerjaan sebagai penghambatnya menyelesaikan studi.
Aku kagum pada mereka yang tidak menjadikan alasan studi sebagai penghambatnya dalam menyelesaikan pekerjaan.
Aku kagum pada mereka dengan segala keprofesionalitasan mereka menjalankan perannya. Aku kagum pada mereka dan aku ingin terus belajar dari mereka.
Salam,
el