Image

bersamadenganmu:

RIWAYATKAN KEPADA ANAK-ANAKMU TENTANG MEREKA

oleh : Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc M.H.I.

Riwayatkan kepada anak-anakmu tentang kepahlawanan khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq, melalui tangannya nabi-nabi palsu diberantas dan kaum murtaddin ditundukkan.

Riwayatkan kepada anak-anakmu tentang khalifah Umar bin Khatthab al-Faruq, di zamannya Mesir, Syam dan Persia (Majusi penyembah api) ditaklukkan dan Baitul Maqdis pun dibebaskan.

Riwayatkan kepada anak-anakmu tentang kepahlawanan khalifah Utsman bin Affan Dzun Nurain, di zamannya Islam terbentang dari persia sampai Afrika utara… di zamannya negeri2 Transoxania: Azerbaijan, Kazakhstan, Turkmenistan, Tajikistan, Bukhara Dan Samarkand ditaklukkan dan penghuninya di Islamkan.

Riwayatkan kepada anak-anakmu tentang Kepahlawanan khalifah Ali Bin Abi Thalib, pemuda Qurays yang tidaklah seorang kafir berhadapan dengannya di medan perang kecuali ditebas dengan pedangnya.

Riwayatkan kepada anak-anakmu tentang Kepahlawanan khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan, di zamannya angkatan laut Islam menyebrangi lautan, dimulai invasi besar-besaran ke ibu kota Bzantium, Konstantinopel (Romawi Timur), di zamannya eropa gemetaran menghadapi Islam.

Riwayatkan kepada anak-anakmu tentang Kepahlawanan Khalifah Abdul Malik bin Marwan al-Umawy, di bawah komandonya tentara Islam menyeberangi sungai Oxus dan berhasil menundukkan Balkanabad, Bukhara, Khwarezmia, Ferghana dan Samarkand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Multan. Di zamannya mata uang romawi dan persia dihapus dan diganti mata uang Islam.

Riwayatkan kepada anak-anakmu tentang khalifah Al-Walid bin Abdul-Malik al-Umawy. Di zamannya Islam mengalami masa kejayaan dan kemakmuran, beliau menunjuk panglima Islam Tariq bin Ziyad menyebrangi selat Gibraltar memasuki Gerbang Eropa, mengekspansi Spanyol, kota Cordoba, Selville dan Toledo pun ditaklukkan.

Riwayatkan kepada anak-anakmu tentang khalifah Umar bin Abdul Aziz al-Umawy, di zamannya kaum muslimin hidup dengan kemakmuran kesejahteraan dan keadilan, mengekspansi perancis, menyerang kota Bordeaux, Poitiers di bawah komando panglima Islam al-Ghafiqi rahimahullah.

Riwayatkan kepada anak-anakmu tentang khalifah Harun al-Rasyid al-Abbasy.

Riwayatkan kepada anak-anakmu tentang sulthan Shalahuddin aal-Ayyubi, yang mengusir kaum salib, merebut kembali baitul maqdis, dan memberantas kaum zindiq dinasti fathimiyyah Ubaidiyyah syiah.

Riwayatkan kepada anak-anakmu tentang sultan Dhohir bibirs dan panglima Saifuddin Quthuz, yang berhasil menantang dan memberhentikan gelombang besar invasi bangsa Tatar Mongol.

Riwayatkan kepada anak-anakmu tentang khalifah Muhammad al-Fatih al-Utsmani, penakluk konstantinopel Romawi Timur, pembuka Eropa.

Riwayatkan kepada anak-anakmu tentang Sultan King Sulaiman al-Qanuni al-Utsmany, yang menaklukkan kawasan balkan, Belgrade, Rhodes, dan sebagian besar Hongaria.

Riwayatkan kepada anak-anakmu tentang Sultan Abdul Hamid al-Utsmany, yang menolak permohonan Inggris dan Eropa menyerahkan tanah palestina ke tangan kaum Yahudi.

Kabarkan…..
Riwayatkan…..
dan tancapkan pada hati anak-anakmu kecintaan kepada mereka

“SINGA-SINGA ISLAM …. MUTIARA ZAMAN” –

Semoga Allah meridhoi dan merahmati mereka.

Image

novieocktavia:

Perantauan dan Pertanyaan Kapan Pulang

Menanyakan kapan pulang kepada siapapun yang sedang berjuang di perantauan perlulah berhati-hati. Sebab bagi mereka, pertanyaan itu bisa berubah menjadi dua mata pisau: di satu sisi merasa bahagia sebab ternyata ada orang lain yang memerhatikan dan merindukannya pulang, tapi di sisi lain bisa menjadi ujung tombak risau sebab mungkin hatinya sedang rindu pada sesuatu yang ditinggalkannya di tanah kelahiran.

Pulang, dalam sempit atau luasnya pemaknaan, tentu tak pernah menjadi sederhana bagi mereka yang memendam rindu pada segala hal yang ditinggalkan. Pun bagi yang dititipi rindu, terpisah, dan seolah ditinggalkan, kata pulang entah sejak kapan menjadi tak biasa hingga pertanyaan kapan pulang seringnya keluar begitu saja. Satu hal, mungkin itu tersebab ekspresi rindu yang entah bagaimana menceritakannya. Tapi, bagaimana pun, lingkaran ukhuwah yang melebar seiring meluasnya jarak dan aktivitas tak boleh menjadi alasan kesedihan berkepanjangan

Bagi siapapun yang sedang dalam perjuangan di tanah rantau yang jauhnya terpisah laut, samudera, dan zona-zona waktu, selamat berjuang! Terima kasih telah memenangkan setiap kerumitan dan kesulitan dengan tetap bertahan dalam kebaikan, meski tertatih, meski suatu ketika tak ada yang bisa dilakukan selain berjalan pelan-pelan sambil mengobati luka yang darahnya sedikit sulit untuk dihentikan. Semoga Allah senantiasa meringankan langkah-langkahmu dan menggembirakanmu dengan sebaik-baik penjagaan. Soal pulang, tak perlu risau, titipkan pada Allah apa-apa yang ditinggalkan, pun apa-apa yang belum tergapai di masa depan.

Bagi siapapun yang sedang merasa jauh dari orang-orang tersayang sebab terpisah perbedaan jalan berjuang, selamat melangitkan doa-doa kebaikan! Terima kasih telah berbaik sangka kepada sesama manusia dan juga kepada Sang Pencipta dengan berpikir bahwa selama bersama-Nya semua akan baik-baik saja. Semoga Allah juga memudahkan setiap perjuanganmu dalam kebaikan, sebab setiap orang sejatinya tengah berada dalam jalur berjuangnya sendiri-sendiri. Soal pertemuan, tak perlu risau dengan terus-menerus bertanya kapan pulang kepada yang sedang berjuang, serahkan saja pada Allah apa-apa yang tak mampu kita urus dalam genggaman.

Salam (untuk dan) dari belahan dunia yang sedang mencercapi malam, meski mungkin disana malam hampir saja berpamitan atau bahkan matahari sedang bersiap untuk meninggi pelan-pelan. Selamat berjuang, atas seizin-Nya insyaAllah sebentar lagi sampai :”)

_____

Picture: Pinterest