(2) Rapuhnya 7 Pilar Pengasuhan

novieocktavia:

Tulisan ini adalah resume dari Seminar 7 Pilar
Pengasuhan oleh Ibu Elly Risman yang diselenggarakan di Bandung, 11
Maret 2017. Padatnya materi membuat resume ini perlu disajikan dalam beberapa
bagian. Untuk membaca bagian-bagian selanjutnya, klik disini.
 

Jika
ditelisik lebih dalam, permasalahan-permasalahan yang secara umum dituliskan
dalam resume sebelumnya terjadi karena rapuhnya 7 Pilar Pengasuhan. Apa sajakah
7 pilar tersebut?

1. KESIAPAN MENJADI ORANGTUA

Sadarkah
kita bawa ketika menjadi orangtua itu berarti bahwa kita adalah baby sitternya Allah yang dititipi anak
sebagai amanah
? Sayangnya, yang banyak terjadi sekarang adalah kesiapan menjadi
orangtua ini menjadi tidak terpikirkan sebelum menikah, bahkan belum terpikir
juga setelah menikah. Kalau begitu, wajar kiranya jika banyak sekali trial and error yang dilakukan terhadap
anak.
So, sejauh mana pernikahan dipersiapkan? Apa yang membuatmu memutuskan
untuk menikah? Sepakat akan punya anak berapa? Berapakah jarak usia antaranak?
Siapa yang akan mengasuh anak? Apakah suami dan isteri keduanya akan bekerja?
Pertanyaan-pertanyaan
seperti ini, sebaiknya dirumuskan dan dijawab terlebih dahulu sebelum menikah. Kesiapan
menjadi orangtua ini adalah bahasan yang panjang, beberapa bahasan yang sudah
pernah saya dapat dari berbagai sumber (terutama NuParents) saya tuliskan
disini.

2. DUAL PARENTING, AYAH HARUS TERLIBAT

Kesibukan
ayah sebagai tulang punggung keluarga sedikit banyak telah menggeser esensi
hubungan interaksi sosial antara anak dan ayah
. Ayah bekerja lebih lama (atau
bahkan sangat lama) di luar rumah sehingga seringkali tidak menjalankan
perannya dengan optimal
. Ayah berangkat sebelum matahari terbit dan pulang
setelah matahari terbenam saat anak-anak sudah tertidur lelap. Ketika ayah
berada di rumah, waktu yang dimiliki pun seringkali tidak dimanfaatkan secara
optimal untuk kebersamaan dengan anak. Ayah tidak benar-benar hadir secara psikologis
karena disibukkan oleh gadget, menonton sepak bola, membaca buku-buku bisnis
dan surat kabar, mengecek e-mail klien, dll. Padahal, sudah semestinya ayah terlibat
dalam pengasuhan karena pengasuhan yang optimal adalah pengasuhan yang
dilakukan seimbang oleh kedua peran orangtua
, yaitu ayah dan ibu. Yup, Dad is not simply a sperm donor, Dad is
a part of his child’s DNA!
Pada akhirnya, bukan hanya keberadaan fisik yang
diinginkan oleh seorang anak, melainkan juga keberadaan peran secara emosi dan
psikologis
. Lebih lanjut tentang ini akan di bahas di tulisan selanjutnya, ya!

3. MENETAPKAN DAN MENYEPAKATI TUJUAN
PENGASUHAN

Dalam
seminar 7 Pilar Pengasuhan ini, Bunda Elly menyampaikan, “Main bola aja ada
gawangnya, ada tujuannya. Masa mengasuh anak tidak ada tujuannya?”
Salah satu
penyebab permasalahan dalam pengasuhan anak adalah karena tujuan pengasuhan
yang tidak terumuskan dengan baik dan tidak ada kesepakatan antara ayah dan
ibu
. Dalam menetapkannya, sebaiknya jangan ikut-ikutan dengan tujuan pengasuhan
yang dimiliki oleh keluarga lain terhadap anak-anaknya karena setiap keluarga
itu unik dan memiliki visi dan misinya masing-masing.

4. KOMUNIKASI BENAR, BAIK, DAN MENYENANGKAN

Berkomunikasi
dengan benar berarti sesuai dengan apa
yang diperintahkan Allah.
Berkomunikasi dengan baik berarti sesuai dengan kinerja otak. Sedangkan, berkomunikasi
dengan menyenangkan berarti dapat
diterima oleh perasaan
karena otak pusat perasaan pada anak berkembang
lebih dulu daripada bagian otak yang lainnya. Sayangnya, banyak sekali
kekeliruan-kekeliruan dalam berkomunikasi yang sering kita lakukan terhadap
anak dan atau orang lain dalam kehidupan sehari-hari? Apa sajakah itu? Lebih
lanjut tentang ini akan di bahas di tulisan selanjutnya, ya!

5. PENANAMAN NILAI AGAMA OLEH ORANGTUA

Satu
hal yang sangat saya ingat dari nasehat Bunda Elly terkait hal ini adalah bahwa
pengasuhan anak tidak bisa dilakukan dengan benar jika kita sebagai orangtua
tidak memiliki rasa takut kepada Allah
. Mengapa demikian? Sebab, target
terakhir dalam mengasuh anak bukanlah menjadikan anak tersebut sukses,
melainkan menjadikannya sebagai hamba Allah yang bertakwa. Tapi, apa yang
terjadi sekarang? Pendidikan agama disubkontrakkan pada sekolah, guru, atau
bahkan taman pendidikan agama. Padahal, yang di akhirat kelak akan dimintai
pertanggungjawaban tentang pengasuhan anak dan penanaman nilai-nilai tauhid
adalah orangtua dari anak tersebut, bukan guru, sekolah, atau orang lain.

6. PERSIAPAN MASA BALIGH

Persiapan
masa baligh adalah sesuatu yang tidak umum untuk dilakukan di masyarakat kita.
Kebanyakan orangtua menganggap bahwa anak akan siap dengan sendirinya. Padahal,
apa yang terjadi jika anak tidak siap menghadapi masa remaja? (1) anak tidak
akan mengerti perbedaan seks dan seksualitas; (2) anak tidak akan paham mengapa
Allah memerintahkan untuk menundukkan pandangan; dan yang paling parah (3) anak
bisa aktif secara seksual karena kurangnya penanaman pemahaman. 

7. BIJAK BERTEKNOLOGI

Kehidupan
kita di era digital sekarang ini tidak bisa terlepas dari gadget. Di era ini,
perkembangan teknologi digital terus terjadi sehingga memberikan pengaruh yang
sangat besar terhadap bagaimana kita menjalani keseharian. Di usianya yang
masih berbilang satuan, anak-anak sekarang bahkan sudah sangat akrab dengan
penggunaan media sosial. Pada akhirnya, era digital ini memang seperti dua mata
pisau yang memuat manfaat positif di satu sisi dan juga memuat hal negatif di
sisi yang lain.
Jika anak tidak diajarkan untuk bijak berteknologi, bisa dibayangkan kan apa yang akan terjadi.

Tujuh
Pilar Pengasuhan ini harus ada secara utuh dan menyeluruh, tidak bisa hanya
single factor saja. Sebagai orangtua dan calon orangtua, kita memiliki pilihan
untuk menyelamatkan anak-anak dan generasi mendatang dari The Exit Door dengan
mengokohkan 7 Pilar Pengasuhan ini agar tidak rapuh. 

Bagaimana caranya?

__________

Bersambung
ke tulisan selanjutnya …

Kenapa orang cerdas itu selalu mempesona ketika mereka berbicara ?

Image

Pertanyaan itu selalu timbul ketika aku berhadapan dengan seorang motivator, trainer, dosen, atau orang-orang cerdas yang memang ada interaksi denganku.

Dari apa yang mereka katakan, selalu mengandung magnet sehingga membuat aku merasa termotivasi dengan berbagai nasehatnya untuk melakukan suatu kebaikan.

Padahal mungkin apa yang mereka katakan, juga sama seperti apa yang biasanya orang lain katakan, tetapi entah kenapa orang-orang cerdas selalu memiliki kharismanya sendiri ketika mereka bericara, entah untuk menyampaikan suatu pendapat, mengutarakan sebuah maksud, atau sekedar memberi nasehat serta hal-hal baru yang ingin dibagikannya.

Beberapa hari yang lalu, aku menyempatkan diri atas saran dari penulisnya langsung untuk mendengarkan sebuah acara bedah buku melalui radio streaming, bincang-bincang tentang pembuatan Buku Menata Kala karya dari sahabatku Novie dan juga temannya Nissa.

Sejak awal diterbitkannya serial Menata Kala via media sosial, aku memang sudah merasa ada kenyamanan ketika membaca setiap postingannya, sehingga tidak ada salahnya bagi saya untuk mendengarkan juga bincang-bincang kedua penulis tersebut.

Dari keduanya, ada hal yang secara tidak sengaja mereka katakan dan ternyata apa yang mereka katakan tersebut cukup bisa menjawab satu pertanyaan terbesarku tentang “bicaranya orang-orang cerdas”

Keduanya sepakat mengatakan bahwa “aku adalah apa yang aku baca”.

Seketika aku terdiam dengan apa yang mereka katakan, aku mencoba untuk memahami maksud dari keduanya, dan memang iya, saat itu juga aku paham kenapa orang-orang cerdas selalu mempesona ketika mereka berbicara, hal itu pasti karena apa yang mereka bicarakan, apa yang mereka katakan adalah sebuah cerminan dari apa yang selama ini mereka baca dan pelajari.

Orang-orang cerdas membaca tidak hanya sekedar bacaan, tetapi merekapun membaca hal-hal yang bisa dipertanggung jawabkan, karena atas apa yang telah mereka baca, ada kewajiban yang harus mereka lakukan lagi, yaitu menyampaikan apa yang telah mereka baca sehingga menjadi suatu kebermanfaatan bagi banyak individu.

Apa yang mereka sampaikan adalah tentang sebuah kebenaran, apa yang mereka sampaikan adalah selalu mengandung tentang hikmah, manfaat, dan kebaikan. Sehingga itulah yang membuat mereka selalu mempesona dengan apa-apa yang mereka katakan.

So, ingin menjadi seperti apa kita, dan ingin dipandangan sebagai dan seperti apa kita, aku rasa jawabannya adalah sama dengan statement yang dikatakan oleh Novie dan Nissa, bahwa “aku adalah apa yang aku baca”

Sebagaimana wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Rasulullah SAW yang berbunyi “Iqra Bismirobbikalladzii kholak”
Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan.

Bahkan dalam surat lain pun Allah memerintahkan bahwa sebagai orang yang beriman, sudah menjadi suatu kewajiban bahwa kita harus selalu mengatakan perkataan yang benar. Sehingga bila kita mentaati apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, maka kita akan mendapatkan suatu kemenangan yang besar.

Semoga kita termasuk dalam kelompok orang-orang yang beriman juga cerdas.

Note : Jangan lupa baca Al-Qur’an yaa

Al Baqarah ayat 148

Image

Ketika rutinitas perkuliahanku sudah mulai memasuki tingkat akhir, aku mulai kehilangan keseimbangan untuk bisa mengatur waktu dengan berbagai aktivitasku yang lain, terlebih bila ada beberapa pekerjaan di kantor yang memang harus di selesaikan ketika waktunya berbenturan dengan jadwal-jadwal seminar dari kampus yang harus diikuti.

Iya, mungkin inilah warna-warni kehidupan seorang mahasiswa tingkat akhir yang sambil bekerja demi menyambung kehidupan di tanah rantau, berfikir bagaimana agar semua tanggung jawab tetap terselesaikan secara profesional tanpa ada yang merasa dirugikan satupun. Kuliah dan bekerja, kata Mamah jangan sampai kesehatan tidak terkontrol apalagi bila keduanya dijadikan alasan untuk mengurangi waktu ibadah kepada-Nya.

Seperti kemarin, ketika akhir pekan menjadi sebuah hari bagi sebagian orang untuk berkumpul dengan keluarga, atau sekedar merefleksi atas apa yang telah dilakukan sepanjang hari Senin hingga Jum’at, atau mungkin menjadi sebuah hari untuk memberikan sedikit kesempatan kepada diri sendiri untuk tidur lagi setelah sholat subuh agar bisa terbangun sedikit lebih siang dari hari sebelumnya, akan tetapi akhir pekanku dan sebagian teman-teman tidaklah demikian.

Sembari menenteng ransel aku membuka sebagian pesan online dari teman-temanku yang berusaha mengingatkan bahwa pagi itu kelas dimulai pukul 07.00 pagi, Sebagian yang lain lagi mengingatkan “Jangan lupa bawa perbekalan yaa, hari ini kita sampai sore loh, karena ada beberapa tugas yang musti kita beresin minggu ini guys”. Namun jauh dari rencana ternyata ketika hari itu sudah sampai di pukul 20.20 tugas tersebut belum juga selesai,

Padahal diluar tanggung jawabku tersebut, ada hal lain yang sedang kubentuk untuk menjadi sebuah habit yang baik, aku hanya butuh kekonsistenan untuk menjalankannya, namun ternyata semakin aku merasa sibuk, semakin aku menyadari bahwa Istiqomah melakukan suatu kebaikan untuk diri sendiri jauh lebih sulit dibandingkan apapun.

Aku pernah berjanji, bahwa aku harus menulis setiap hari. Apapun dan dimanapun.

Namun ternyata tantangannya sungguh luar biasa, tak jarang aku dikalahkan oleh rasa lelah, bahkan terkadang “mengerjakan tugas kuliah” dan atau “menyelesaikan pekerjaan rumah di kosan” selalu menjadi alasan bagi diriku sendiri, yang sesungguhnya mungkin alam bawah sadarku pun merasa bosan dengan alasan-alasan tersebut.

Aku pernah mendengar dari seorang teman, bahwa selama kita merasa lelah dalam suatu aktifitas yang baik, maka biarkanlah lelah tersebut menjadi suatu kenikmatan yang kelak mengantarkan kita menuju kebahagiaan, karena dunia ini memang tempatnya untuk berlomba-lomba dalam melakukan sebanyak-banyaknya kebaikan, jadi dia bilang “ya wajar aja kalo capek, nikmatin aja ntar juga kita akan bahagia ko dengan apa yang udah kita lakukan sekarang”

Bahkan ketika minggu lalu ada sebuah kajian bulanan yang diselenggarakan oleh perusahaan tempat saya bekerja dan pematerinya adalah Ustadz Irwansyah, beliau menyampaikan bahwa tempat paling nyaman untuk beristirahat hanyalah Surga, bukan dunia. Karena dunia sejatinya Allah ciptakan untuk manusia sebagai ladang untuk mencari sebanyak-banyaknya perbekalan yang baik untuk kehidupan berikutnya, bukan untuk beristirahat.

Apapun kesibukan kita semoga termasuk dalam kesibukan yang baik yang Allah ridhoi, dan apapun usaha kita semoga tetap istiqomah dan tetap berusaha selalu berlomba-lomba dalam kebaikan.

Luqman ayat 27

Image

Adakah diantara kalian sama seperti saya? yang selama hidup 24 tahun tetapi baru menginjakan kaki 1 kali disebuah pantai?

Bukan karena termasuk orang yang tidak menyukai pantai, namun memang karena confirm setiap memiliki agenda untuk pergi ke suatu pantai pasti selalu batal karena berbagai alasan.

Sehingga apa yang saya dapatkan mengenai cerita tentang sebuah pantai hanyalah berdasarkan dari pengalaman orang lain. “Katanya disana indah, lebih menentramkan hanya dengan mendengarkan deburan ombak yang saling beradu dengan batu yang seolah tanda mereka berdzikir pada Allah SWT” tetapi apapun dan bagaimanapun penjelasan mereka tentang pantai atau alam, memang sudah sepatutnya kita yakini bersama, bahwasannya maha karya Allah memang luar biasa.

Semoga, kita semua termasuk dalam kelompok hamba Allah yang senantiasa selalu mensyukuri nikmat-nikmat Allah SWT.

Pagar Tempat Berdiri di Sore Hari

Image

Dulu ketika aku masih menjadi seorang anak TKA/TPA, aku berfikir bahwa segala hal yang ada di dalam fikiranku adalah sebuah kenyataan, bahkan saking yakinnya terhadap fikiranku sendiri terkadang hal-hal yang terbayang menyedihkan dalam imajinasiku selalu aku bawa ke alam nyata seolah hal itu akan menjadi sebuah kenyataan, sampai suatu hari mamah pernah mendapatiku dalam keadaan mata panda karena aku ingin bertemu dengan salah satu tokoh superhero dalam sebuah cerita kartun.

Dulu untuk mengatasi perasaan yang aku alami akibat keyakinan-keyakinan dalam fikiranku yang terlalu tinggi, tak jarang aku berdiri diatas pagar lantai dua rumahku sambil menyebarkan seluruh pandanganku pada apa yang aku lihat dari atas, pagar yang terbuat dari tembok beton itu hampir setiap sore menjadi tempat aku berceloteh mendengarkan keinginan-keinginanku yang mungkin aneh untuk anak seusiaku.

Kenapa harus sambil berdiri pada sebuah pagar? yak, karena aku suka menyampaikan apa yang aku inginkan sambil melihat pemandangan dari atap rumahku yang posisinya langsung bisa melihat sebuah gunung yang cukup terkenal legendanya di Jawa Barat. Rumahku memang jauh jaraknya dari lokasi tersebut, tapi meskipun jauh aku masih bisa tetap melihat keindahan gunung tersebut, terkadang bila sedang musim hujan, yang terlihat warnanya berubah menjadi biru atau bahkan terkadang aku harus kehilangan pandangan darinya akibat sebagian puncaknya tertutup awan, dan bila sedang musim kemarau aku juga senang melihat warnanya yang berubah menjadi hijau, menampakan dengan jelas pepohonan dan kebun-kebun yang hijau dari pemandangan tersebut.

Sambil memandangi keindahannya dan merasakan udara sore hari yang sejuk, apalagi bila hujan telah turun, mulutku selalu mengatakan tentang keinginan-keinginanku saat itu. Seperti misalnya yang masih aku ingat hingga saat ini ketika aku mengulang-ulang ucapan sebanyak 100 kali “Aku ingin pergi ke bukit Teletubbies” hehehe, bila ingat sekarang ko rasanya aneh yaa, belum lagi masih banyak keinginan-keinginanku saat itu yang selalu aku ucapkan berulang kali sambil melihat keindahan-Nya.

Kenapa harus sambil lihat gunung? entah, aku selalu merasa bahwa dengan melihat keindahan alam atau kemaha dahsyatan ciptaan-Nya, keyakinan didalam hatiku akan terwujudnya sesuatu yang aku harapkan selalu bertumbuh. Seperti ada yang membisikan “Lihat alam ini, begitu indah maha karya-Nya, bila Dia mampu menciptakan keindahan ini, maka tiada ragu Dia bisa mewujudkan setiap mimpi-mimpiku”

Dan sekrang bila aku melihat dan mengingat kembali pada masa itu, sungguh bukan suatu perjalanan pendek aku bisa berada hingga di posisi ini, belum ada apa-apanya memang dengan mereka yang jauh diatas aku telah menggapai semua mimpi-mimpinya. Bila mengingat masa itu, masih di sore yang sama bahkan aku pernah mengatakan “aku ingin pergi melihat dunia dari luar rumahku, dari luar tempat tinggalku saat itu” yang aku fikir keinginan itu hanya aku ucapkan sebatas difikiranku saja, tidak sampai kedalam hati, tidak seperti keinginanku untuk pergi ke bukit Teletubbies.

Lalu siapa lagi yang mengatur atas apa yang telah terjadi dan aku dapatkan saat ini dihidupku bila bukan Dia?

“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu”

Kini semakin aku menyadari bahwa apa yang aku inginkan, apa yang aku panjatkan melalui do’a-do’a yang dihantarkan udara hingga langit ketujuh, adalah sesuatu yang mudah dikabulkan oleh-Nya bila aku senantiasa berada dalam jalan-Nya. Satu persatu Allah hantarkan aku pada mimpi-mimpiku

“Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya”

Bahkan Allah jamin berbagai kebaikan atas apa yang aku cemaskan. Hingga aku menyadari bahwa apa yang telah Allah anugerahkan ini bukanlah sebatas reward kesenangan yang berhak aku nikmati, tetapi ada unsur pelajaran dan ujian di dalamnya, akankah aku terbuai oleh berbagai keindahan yang fana ini? atau cukupkah berbagai kenikmatan ini membuatku berhenti kufur dan mulai mensyukuri rahmat-Nya.

“Dan hanya kepada-Nya lah kamu kembali setelah dibangkitkan”

*****

by the way, siapa yang bercita-cita melihat keindahan-Nya dari setiap sudut penjuru dunia? aku juga termasuk loh, semoga Allah SWT perjalankan kita untuk 1 alasan yang mulia, yaitu menuntut ilmu.

Amiin ya Rabbal’alamin

Idola Semesta Alam

Image

Kalau saja seorang yang beriman, yang ikhlas, datang dan bertanya, “Aku cinta kepada Allah dan Rasul, tetapi saya bertanya-tanya dalam hati, Apakah Nabi cinta kepadaku ?” Niscaya jawaban kami adalah, “Seberapa kuat takaran cinta anda kepada Nabi, sebesar itulah cinta kasih Rasul terhadap anda. “Oleh karenanya, biarkan cinta dan kasih anda berkembang.

-Syaikh Muzaffer Ozak Al-Jerrahi

Sungguh, orang beriman tidak sama dengan setan, tiran, atau orang kafir. Orang beriman menyembah Allah, membentuk pribadi mereka berdasarkan kepada pribadi Rasulullah SAW.

Mereka memaafkan setiap kejahatan yang ditujukan kepada mereka, bahkan memperlakukan pelakunya secara ramah. Mereka toleran, dermawan, berpuas diri, sabar, menjunjung tinggi dan memberikan penghormatan kepada orang lain, sebab Nab Muhammad SAW memperlakukan orang lain dengan perlakukan yang baik.

-Idola Semesta Alam

Ketika Beliau Hadir

Image

Apa yang terlintas dalam benak kalian ketika membaca terjemahan ayat ini ?

Bagi saya, benar-benar baru memahami maknanya ketika saya membaca sebuah buku yang berjudul “The Idol Of The Universe”.

Disana diceritakan bagaimana keadaan dunia ketika Rasulullah SAW terlahir ke dunia ini. Keadaan pada suatu malam yang dipenuhi oleh cahaya dan sebuah malam saat kelahiran Rasulullah SAW adalah malam yang paling agung, begitu banyak keajaiban yang terjadi di malam itu.

Tumbangnya 14 menara secara tiba-tiba di Istana Khusraw, mengeringnya Danau Sava, padamnya api secara tiba-tiba yang telah menyala selama ribuan tahun di tempat peribadatan kaum Zoroastrian, serta meluapnya air di Danau Tiberias. Bahkan seluruh patung-patung sesembahan di Ka’bah menunduk, dan seluruh alam semesta terluapi cahaya.

Adakah suatu peristiwa yang lebih menakjubkan dari peristiwa tersebut ? seolah serangkaian kejadian tersebut menyiratkan makna bahwa telah lahir kedunia ini seorang Hamba Allah yang Mulia, yang akan membawa berita baik, yang akan menuntun umat manusia menuju cahaya kebaikan.

Semoga selamanya kita semua akan selalu termasuk kedalam golongan umat Rasulullah SAW

Derajat & Ilmu

Image

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” QS. Al-Mujadilah ayat 11

Sekitar sehari yang lalu saya mendapat satu challenge dari temen saya, dalam captionnya dia bilang begini: “Ini (QS. Al Imran : 8) adalah salah satu ayat yang menyelamatkan saya,
apakah kalian pernah mengalaminya juga? diselamatkan sebuah ayat?”

Kemudian saya teringat pada suatu moment ketika saya merasa lelah dan rasanya mau give up aja dengan semua tugas dan tanggung jawab saya saat ini sebagai student yang jauh dari keluarga alias jadi anak rantau. Kadang rasanya iri juga melihat mereka yang ketika pulang ke rumah masih bisa bertemu dengan kedua orang tuanya, menceritakan segala kesulitan yang dirasakan sambil duduk mengistirahatkan diri dari serangkaian aktivitas perkuliahan.

Meski hanya bisa menyampaikan kabar melalui telephone, setidaknya hal itu sudah membuat saya merasa sedikit lega karena sudah terhubung dengan Mamah dan Ayah.

By the way menjawab pertanyaan sekaligus menerima
challenge

dari neng Tiara Damayanti, tentang sebuah ayat yang menyelamatkan diri tentunya ada donk, dan pilihan saya jatuh pada ayat ini QS. Al-Mujadilah ayat 11.

Dimana ketika perasaan iri, lelah, dan pengen give up itu dateng tiba-tiba, saya teringat ayat ini bahwasannya Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu, bahkan Allah akan jamin perjalanan seorang hamba yang menuntut ilmu agar selalu berada dalam keberkahan.

semoga akan selalu banyak keberkahan yang kita temukan dalam perjalanan kita masing-masing.

Oh iya, ada hal menarik tentang dia (Tiara Damayanti) sedikit saya perkenalkan bahwa dia adalah teman saya dan kurang lebih udah sekitar 4 tahun juga kita ngobrol via media online, dan uniknya sejak 4 tahun itu pula kita selalu ngerencanain ketemu tapi kagak pernah ketemu-ketemu bahkan kita belum pernah ketemu. “Lahh, terus kenapa bisa kenal?” yaah perkenalan itu terjadi melalui seseorang yang … *sudahlah ga usah dibahas daripada baper, ehehehe

Friendship Talk

Image

Apa menurut kalian bersahabat itu mudah ? ajarin donk gimana caranya membangun sebuah persahabatan yang abadi meski berbagai perbedaan datang silih berganti membuat perasaan menjadi kaku bahkan terkadang justru perbedaan mengurungkan niat untuk membangunnya menjadi kekal.

Aku adalah seseorang yang ketika pulang ke kampung halaman hanya bertemu dan menikmati waktu dengan mereka yang berada satu atap denganku, tiada lain ada ayah, mamah, juga ade. Terkadang menyempatkan waktu untuk berkunjung menyambung tali silaturahmi dengan kakek dan saudara-saudara lainnya.

Aku bukanlah seseorang yang ketika pulang dari tanah rantau kemudian bertemu dengan teman-teman di kampung halaman yang seperti banyak aku saksikan di tempat-tempat hang out para muda mudi seusiaku. Menghangatkan badan dari dinginnya cuaca disana dengan iringan live music dan secangkir kopi di sebuah cafe yang cantik dan juga fantastis, bercerita tentang bagaimana study karir dan berbagai kesibukanku dan juga kesibukanmu, lalu kemudian berfoto memperlihatkan betapa nikmatnya waktu saat itu. Bukan, aku bukanlah orang yang seperti itu !

Sulit bagiku untuk membangun sebuah kepercayaan dan kenyamanan pada orang lain hingga dengan segenap hati menceritakan berbagai pengalamanku, mungkin itulah salah satu mengapa sulit bagiku membangun kedekatan dengan orang lain. Tetapi meskipun begitu aku sangat terbuka loh jika ada orang yang memang menarik mengajaku untuk berdiskusi tentang berrrrbagai hal yang aku suka.

Salah satunya adalah dengan mereka.

Politik, parenting, ilmu agama, pengetahuan, film, buku, hal-hal lucu, dan terserah apapun itu bila dibicarakan dengan mereka akan menjadi sebuah topik pembicaraan yang penuh makna, penuh hikmah, namun sangat sederhana untuk dipahami. Dengan mereka seakan-akan selalu menempatkan posisi bahwa tiada orang yang lebih dangkal ilmunya selain diri sendiri. Dengan mereka seolah-olah membuka mata hati bahwa setiap perbedaan yang muncul dari diri kita masing-masing bukanlah hal yang menjadi sebuah ajang untuk berkompetisi, saling melihat siapa yang lebih unggul dan siapa yang lebih baik, tetapi dengan mereka kembali membuka hati bahwa perbedaan adalah hanya tentang time zone yang Allah anugerahkan kepada masing-masing diantara kita untuk kemudian kita belajar dan menggali makna dari berbagai perbedaan tersebut.

Tidak pernah ada yang unggul, tidak pernah ada yang tertinggal

Tidak pernah ada yang menang, tidak pernah ada yang kalah

Karena semua ini hanyalah tentang time zone yang kita miliki masing-masing, sehingga bagaimana dengan time zone tersebut kita memainkan peran kita dengan baik

Entah berawal dari apa kapan dan bagaimana pertemuan dan aktivitas ini menjadi seperti sebuah rutinitas ketika aku pulang ke kampung halaman “Pokonya harus ketemua mereka” Mungkin karena kita ga sengaja terlibat dalam sebuah lingkaran diskusi yang menarik, hingga seperti mengandung magnet untuk kembali bertemu dan kembali berdiskusi tentang apapun. Mungkin juga karena kesamaan visi dan misi dari kita yang mendorong masing-masing untuk berbicara tentang bagaimana menyelesaikannya. Atau mungkin hanya karena memang kita yang tersisa diantara mereka yang telah menggenap dengan takdir yang di anugerahkan Allah SWT pada mereka?

Aahhh, apapun itu bagiku bukanlah menjadi suatu keanehan karena memang faktanya Allah selalu mempertemukan aku dengan orang-orang yang luar biasa seperti mereka, bahkan akupun terheran-heran dengan perasaanku sendiri, sebegitu mudahkah aku dengan mereka membangun sebuah persahabatan yang semakin hari semakin kurasa maknanya, padahal sulit bagiku di waktu sebelumnya.

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT

Dear my best friend’s, terimakasih karena selalu memperlihatkan segala makna dari sudut pandang yang begitu sederhana, sehingga membuatku selalu tertunduk dan berbisik “betapa buruknya aku yang terkadang tidak pernah menysukuri apa yang telah ada pada kehidupanku saat ini”

Rahasia dari Surat Al Kahfi

hijrahcorner:

pernah membayangkan mengapa Rasulullaah saw meminta kita membaca surat al kahfi setiap hari jum’at?

yuk kita pelajari hari ini, in syaa  allaah

surat ini terdiri dari 4 kisah yang memiliki pesan moral. mari kita lihat dan pahami apa yang diceritakan didalamnya:

1. para ashabul kahfi (penghuni gua)

cerita ini tentang para pemuda yang tinggal di kota musyrik. sehingga mereka memutuskan hijrah demi ridho allaah dan melarikan diri. allaah menghadiahi mereka dengan rahmatNy di dialam gua dan melindungi dari matahari, mereka bangun dan menemukan seluruh penduduknya telah beriman.

pesan moral : cobaan Keimanan

2. pemilik dua kebun

sebuah cerita tentang seorang pria yang allaah karuniakan dengan dua kebun yang indah tetapi pria itu lupa bersyukur kepada Allah yang telah mengkaruniakan segalanya dan berani meragukan Allah terkait kehidupan akhirat. sehingga kebunya dihancurkan kemudian dia menyesal. tetapi terlambat dan penyesalannya tidak bermanfaat baginya.

pesan moral : cobaan kesejahteraan

3. nabu Musa AS dan nabi Khidr AS

ketika Musa AS ditanya “siapa orang yang paling berpengetahuan di dunia?. Musa AS menjawab “Aku| tapi Allaah menunjukkan padanya bahwa ada seseorang yang lebih tahu daripada dia. Musa AS mendatangi orang itu dan belajar bagaimana kebijaksanaan kadang tersembunyi dalam alasan yang terlihat salah bagi kita.

pesan moral : cobaan pengetahuan

4. Dhul-Qarnayn

cerita ini tentang raja hebat yang diberikan pengetahuan dan kekuatan dan pergi mengelilingi dunia, menolong orang2 dan menyebarkan kebaikan. dia mampu menyelesaikan masalah ya’juj dan ma’juj dan membangun penghalang besar dengan bantuan orang2 yang ia pun tidak memahaminya.

pesan moral : cobaan kekuatan

di pertengahan, Allaah menyebut iblis sebagai yang mengarahkan cobaan2 ini : Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam884, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim. al kahfi ayat 50

sekarang mari kita lihat bagaimana hubungan antara surat al kahfi dan dajjal

dajjal muncul sebelum hari kiamat dengan 4 fitnah :

*** dia akan meminta manusia untuk menyembahnya dan bukan Allah SWT

Cobaan Keimanan

*** dia akan menunjukkan kemampuan mendatangkan dan menghentikan hujan dan menggoda manusia dengan kesejahteraannya

Cobaan kesejahteraan

*** dia akan menguji manusia dengan "Pengetahuan” dan berita yang ia berikan kepada mereka.

Cobaan Pengetahuan

*** dia akan mengendalikan bagian bumi yang sangat besar

Cobaan Kekuatan

bagaimana kita bertahan dari fitnah tsb? jawabannya ada di surat al kahfi

Pertolongan pertama : Rekan yang baik

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” Al Kahfi ayat 28

Pertahanan kedua : Mengetahui kebenaran dunia ini

“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.” al kahfi ayat 45

pertahanan ketiga : rendah hati (tawadhdhu)

“Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun”.“ al kahfi ayat 69

pertahanan ke 4 : ketulusan

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. al kahfi ayat 110

pertahanan kelima : meminta kepada Allah

Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhanmu (Al Qur’an). Tidak ada (seorangpun) yang dapat merobah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya. al kahfi ayat 27

pertahanan ke 6 : mengingat akhirat

Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka.

Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama; bahkan kamu mengatakan bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu883 (memenuhi) perjanjian.

Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”.

al kahfi ayat 47-49